Welcome Citizen!

Simpan sekarang, beli nanti. Kami akan memberitahumu jika harga turun!

Welcome Citizen!

Setup your account or continue reading!

Settings
Intel vs AMD

5 Perbedaan Intel dan AMD, Perang Dua Kubu Prosesor Komputer Unggulan

Kompetisi yang menguntungkan konsumen PC.

Membicarakan soal prosesor komputer atau CPU (central processing unit), kita tidak bisa tidak membahas Intel dan AMD (Advance Micro Device). Keduanya merupakan produsen chip prosesor terbesar di dunia saat ini. Ada nama lain sebenarnya, contohnya seperti IBM, tetapi saat ini pamornya kalah telak dari kedua tokoh utama tersebut.

Dilihat dari perjalanan historis, nama Intel lebih dulu muncul. Tidak heran jika mereka sudah membuat lebih banyak produk prosesor. Serta teknologi mereka juga digunakan di perangkat lain, contohnya robot sampai ke console video game.

Namun, AMD yang sempat terjatuh perlahan bangkit dan dalam dua atau tiga tahun terakhir bisa dibilang mengungguli AMD. Agar lebih paham lagi, mari kita ulas sedikit tentang keduanya dalam perang yang sedang terjadi dimulai dari sejarah prosesor Intel dan AMD.


Daftar Isi


Sejarah Processor Intel

Sejarah processor Intel dimulai sejak tahun 1971, mulai dari sana kesuksesan Intel terus naik ke atas. Mulai dari rentetan chipset standar, mikroprosesor, hingga ke inovasi ke depannya seiring berkembangnya zaman. Puncak kejayaan Intel hadir sejak 1995 dengan merilis prosesor Pentium.

Kamu pasti familiar dengan Intel Pentium bukan? Popularitas komputer meroket berkat produk ini. Komputer dengan prosesor Intel Pentium I, Pentium II, Pentium III, sampai Pentium IV, menghiasi rumah, kantor, dan produk laptop sekolah dan kerja modern.

Belum cukup puas dengan hal tersebut, Intel merilis tingkatan prosesor atau deretan seri prosesor baru dengan nama seri

    • Intel Core i3,
    • Intel Core i5,
    • Intel Core i7,
    • dan Intel Core i9.

Kemampuan pengolahan komputasi yang memuaskan menjadi alasan kuat orang-orang memilih Intel dan terjadilah monopoli di pasar prosesor komputer.

Hal ini kemudian berujung ke masa sekarang. Seri Core yang tadi disebutkan sudah memasuki generasi kesebelas. Lengkap dengan perkembangan mikroarsitektur yang membaik. Mulai dari Nehalem, Haswell, Ivi Bridge, Sandy Bridge, hingga ke yang lebih modern dengan urutan processor intel Skylake, Kaby Lake, Coffee Lake, Amber Lake, Whiskey Lake, Cannon Lake, dan yang terbaru Tiger Lake & Alder Lake.


Sejarah Prosesor AMD

Pada saat bersamaan, AMD perlahan-lahan mencari nama dengan merilis produknya di pertengahan 1980-an. Tidak hanya prosesor, mereka juga membuat kartu grafis alias GPU dengan menggandeng perusahaan ATI.

Jika di tahun 90-an Intel mengandalkan Pentium, maka AMD menggunakan seri Mach. Kualitas produk mereka sesungguhnya sebelas dua belas dengan Intel. Namun, arsitektur dan fabrikasi Intel sedikit lebih unggul.

Nyatanya, hal sedikit inilah yang membuat pamor AMD sedikit menurun. Citra boros daya listrik dan suhu yang cepat panas lengket perlahan ke mereka. Hal ini berujung kepada beberapa produk yang tumbang dalam stress test dari pihak-pihak ketiga. 

Terlebih adanya krisis keuangan global, buruknya manajemen internal, serta prediksi pasar masa depan yang salah, berperan dalam turunnya pamor AMD. Neraca perusahaan pun merugi dalam satu dekade dan semakin besar tiap tahunnya.

Cara menanggulanginya? Dengan memproduksi lebih banyak dan dijual dengan harga cukup tinggi. Imbasnya, orang-orang perlahan meninggalkan AMD. Tidak ada yang mau membeli produk AMD yang boros listrik dan cepat panas.

Sementara AMD terjatuh dan susah bangun, Intel semakin digdaya di pasar processor meski tak diimbangi dengan inovasi yang signifikan. Sekadar di peningkatan arsitektur, fabrikasi, serta kecepatan clock saja. Tapi dengan menyasar banyak pasar, termasuk kelas entry dengan processor Intel Celeron dan Intel Gold, Intel semakin dalam menancapkan kuku mereka.


Intel vs AMD Saat Ini

Kemunculan chipset seri Ryzen di tahun 2016 dengan arsitektur Zen, secara perlahan mengangkat nama AMD kembali di saat Intel sedang mentok-mentoknya. Ryzen memiliki kemampuan setara dengan prosesor Intel terbaru kala itu. Hebatnya, dengan konsumsi daya yang jauh lebih hemat dan harga yang lebih murah.

Semua itu adalah buah restrukturisasi manajemen dan menggaet insinyur berpengalaman dan muda. Kombinasi pengalaman dan ide-ide segar, membuahkan hasil dengan kehadiran seri Ryzen. Meski begitu, sebelum ada Ryzen, pasar laptop pelan-pelan dikuasai AMD. Deretan mobile processor seri A, seperti A10 dan A8, bekerja dengan efisien di konfigurasi laptop AMD.

Ada juga seri AMD Athlon yang setingkat di bawah Ryzen tetapi dengan komposisi sama. Bisa dibilang, dibuatnya AMD Ryzen 3, AMD Ryzen 5, AMD Ryzen 7, & AMD Ryzen 9 merupakan jawaban terhadap Intel Core i3, Core i5, Core i7, dan Core i9. Tidak sampai di situ, tersedia processor AMD dengan kinerja lebih hebat lagi, yakni AMD Threadripper.

Selain itu, kehebatan arsitektur AMD membuat banyak perusahaan game yang mulai melirik mereka untuk membuat chip untuk game console. Tiga nama besar di industri gaming, Nintendo, Sony, dan Microsoft, semua mengguanakan chipset AMD untuk rilisan Nintendo WiiU, Nintendo Switch, Sony Playstation 4, dan Xbox One.

Kebangkitan AMD semakin menjadi dengan merilis APU (accelerated processing unit). Perbedaan dengan CPU adalah APU sudah dibekali dengan grafis bawaan. Jadi pengguna tak perlu menggunakan kartu grafis (GPU) tambahan untuk menjalankan program yang menuntut pengolahan grafis, seperti game. Ini membuat para gamer lebih hemat secara signifikan.

Untuk CPU biasa, AMD juga merilis sederet kartu grafis yang bagus. Inilah bedanya mereka dengan Intel yang hanya fokus untuk chip saja, AMD dapat mengembangkan seri GPU yang kompatibel dan optimal dengan processor AMD. Bersama dengan ATI, mereka mengembangkan GPU external dalam wujud seri AMD Radeon.


5 Perbedaan AMD dan Intel

1. Kecepatan clock prosesor

  • AMD: Rata-rata CPU dan APU keluaran AMD saat ini memiliki tingkat basis clock speed antara 3,4 GHz, hingga yang tertinggi 5.0 GHz. Dilihat di atas kertas, spesifikasi ini sudah lebih dari cukup. AMD berpendapat bahwa angka tersebut sudah mencukupi untuk proses komputasi yang biasa dilakukan orang-orang.
  • Intel: Namun, Intel yang memang memfokuskan diri kepada kecepatan olah perintah prosesor, sedikit lebih unggul secara total. Mereka mempunyai processor dengan base clock 3,8 GHz dan dapat di-overclock hingga 5,1 GHz. Bahkan ada dasar kecepatan yang menembus angka 4.0 GHz.

2. Grafis

  • AMD: Dalam rentang waktu sewindu terakhir, mereka mulai mampu mengimbangi Intel dalam segi grafis. Penggunaan fabrikasi yang makin kecil, membuat kehadiran resistor pengolah perintah makin banyak. Tercatat, efisiensi skor mereka meningkat signifikan dilihat dari berbagai benchmark.
  • Intel: Si Biru, julukan Intel, memang tidak begitu dominan. Mereka tidak begitu memerhatikan segi ini karena berfokus dalam menghadirkan prosesor yang bekerja optimal dan efisien. Kemampuan olah grafis diserahkan kepada external GPU. Memang masih ada grafik bawaan, tetapi Intel HD Graphic kalah dari AMD Radeon Vega.

3. Manajemen Suhu

  • AMD: Dari dulu hal ini adalah keunggulan besar Intel. Saking kurang baiknya kemampuan AMD dalam hal ini, citra prosesor panas sampai dianggap bisa digunakan memasak menjadi bukti nyata. Namun, kehadiran Ryzen sedikit menghapus penilaian tersebut. Sistem pendingin chip bawaan dinilai cukup menekan suhu tinggi dan bisa dibilang mulai setara dengan seteru abadi.
  • Intel: Soal suhu memang selalu menjadi bagian yang diperhatikan Intel dari tahun ke tahun. Fokus mereka dalam menghadirkan chipset super kencang dengan suhu aman memang terwujud. Terbukti dari seri-seri Intel Core i3, Core i5, dan Core i7 yang menjadi primadona para perakit PC.

4. Keamanan dan Virus

  • AMD: Kehebatan si Merah, julukan AMD, ada di segmen ini. Prosesor AMD dibekali dengan program bawaan di BiOS yang dapat memberi tahu pengguna soal kehadiran virus, bahkan sebelum virus tersebut menginfeksi perangkat.
  • Intel: Sementara Intel hanya menggunakan kehadiran program anti virus yang baru mendeteksi ketika sudah terjangkiti. Itupun kebanyakan diberikan dari sistem operasi, seperti Windows Defender.

5. Harga

  • AMD: Hal ini menjadi alasan utama AMD dengan chipset Ryzen menguasai pasar prosesor dalam 2 tahun terakhir. Banderol yang terjangkau untuk masyarakat umum menjadi penyebab penjualan AMD meningkat terus. Bandingkan dengan Intel yang memiliki harga jauh lebih tinggi.
  • Intel: Fabrikasi yang belum berkembang menjadi alasan Intel sulit menapaki jejak kesuksesan mereka sebelumnya. Biaya produk yang tinggi untuk performa kelas atas membuat banderol harga juga meningkat. Mereka memang sukses membuat CPU dengan performa fantastis, suhu optimal, dan efisien konsumsi daya, tetapi semua dibayar dengan banderol mahal.

Perkembangan Prosesor Intel dan AMD ke depannya

Restrukturisasi manajemen dan pengembangan Ryzen menjadi momok Intel yang tergerus kejayaannya secara perlahan. Masih banyak ruang bagi AMD untuk mengembangkan Ryzen. Bahkan mereka sudah membuat chipset super cepat dalam wujud Threadripper untuk kemampuan yang super fantastis.

Sementara Intel, yang masih terjebak dalam fabrikasi 10 nanometer seperti membentur tembok. Mereka beranggapan bahwa clock speed tinggi dengan manajemen daya dan suhu yang baik adalah kunci mendapat kepuasan saat menggunakan komputer. Imbasnya, biaya produksi semakin tinggi.

AMD hadir dengan harga yang lebih terjangkau memberikan opsi bagus bagi publik. Singkatnya, clock speed AMD memang sedikit di bawah Intel tapi kemampuan pembeli untuk berhemat menjadi faktor utama. Ibarat mengorbankan kemampuan tidak lebih dari 5% untuk penghematan hingga jutaan Rupiah ketika dikalkulasikan.


Prosesor Terbaik dari Intel dan AMD

Saat ini Intel sudah memasuki generasi kesebelas dari seri Intel Core, sementara AMD berada di generasi kelima Ryzen. Meski kian tergerus, masih ada beberapa produk Intel yang patut menjadi pertimbangan. Pada sisi lain, banyaknya variasi Ryzen memberikan publik banyak opsi untuk merakit PC.

Berikut adalah rekomendasi prosesor terbaik dari Intel dan AMD yang dapat menjadi pilihan pilihan.

  • Intel

Intel Core i3-9100F
Intel
mulai
Rp.1,0 juta
Cek harga Intel Core i3-9100F di bawah ini:
add_circle Harga terjangkau
add_circle Performa cukup bagus dan dapat diandalkan
add_circle Mampu mengolah grafis tingkat rendah
remove_circle Tanpa kartu grafis terintergrasi

Intel Core i3-9100F merupakan prosesor yang diluncurkan untuk menyasar kalangan masyarakat yang memang menggunakan komputer untuk kebutuhan komputasi dasar dan untuk mengolah grafis tingkat rendah. Meskipun tetap bisa untuk olah grafis seperti edit foto dan video serta bermain game meski memerlukan kombinasi grafis eksternal yang baik.

Jika menilik pada spesifikasinya, prosesor ini sudah dilengkapi dengan empat threads dan core dengan base clock mulai dari 3.6GHZ hingga 4.2 GHz untuk menunjang kinerjanya jika overclock.

Tak hanya sampai disana saja, prosesor ini sudah dibekali dengan teknologi Intel Turbo Boost Technology 2.0 untuk mendukung performanya agar kian optimal. Fitur Intel Optane Memory dan 40 buah PCI Lanes pun tentunya sudah turut dibenamkan demi proses loading data kian cepat.

Chip prosesor generasi kesembilan Intel ini hadir dengan fabrikasi 14 nanometer yang sudah menjadi ciri khas intel generasi tersebut. Dibanderol dengan harga yang cukup murah, prosesor ini bisa menjadi pilihan yang tepat bagi kamu yang sedang low budget.

Namun,prosesor ini hadir tanpa adanya kartu grafis yang terintegrasi, sehingga kamu harus menyediakan kartu grafis eksternal sendiri untuk dapat menggunakannya. Agar performa makin maksimal, penggunaan SSD dan RAM dengan konfigurasi dual channel patut disarankan.

Intel Core i7-10700KF
Intel
Intel Core i7-10700KF
mulai
Rp.5,3 juta
Cek harga Intel Core i7-10700KF di bawah ini:
add_circle Tingkat clock speed tinggi
add_circle Jumlah thread dan core yang banyak
add_circle Dibekali fitur teknologi super cepat
remove_circle Tidak ada cooler bawaan

Produk yang satu ini menjadi primadona untuk high class gaming. Bagaimana tidak, clock speed yang ditawarkan oleh Intel begitu tinggi, mencapai 5,1 GHz ketika di-overclock. Menjadi salah satu yang tertinggi di kelasnya. Hal ini tentunya akan membuat kinerja otak komputer ini menjadi sangat hebat dan cepat dalam mengolah perintah. 

Konsumsi dayanya juga tergolong rendah meski menghasilkan tenaga yang besar. Untuk suhu, relatif terkontrol jika dapat dipasangkan dengan cooler atau pendingin yang tepat. Maklum, tidak ada kipas pendingin bawaan dalam paket penjualannya.

Cache-nya sudah mengadopsi Intel Smart Cache. Teknologi tersebut membuat kemampuan menganalisis datanya menjadi cepat tanpa adanya lag atau perintah yang tersendat. Padukan dengan RAM DDR4 serta motherboard bertipe socket LGA 1200 agar dapat berjalan optimal.

Meski sudah ada adiknya yang berada di generasi kesebelas, tetapi harga rilis yang tinggi membuat produk ini masih dapat diandalkan hingga beberapa tahun ke depan. Terlebih harga jualnya yang tidak berbeda jauh ketika pertama kali rilis.

  • AMD

Jenis APU dengan kipas dan kartu grafis (VGA) terintegrasi
AMD Ryzen 5 3400G
AMD
mulai
Rp.4,0 juta
Cek harga AMD Ryzen 5 3400G di bawah ini:
add_circle Ekonomis di kelasnya
add_circle Tingkat clock yang tinggi
add_circle Adanya kipas pendingin bawaan yang optimal
remove_circle Perlu tambahan grafis eksternal

AMD memang kini terus konsisten dalam menyuguhkan varian prosesor andalannya yang dirancang dengan GPU yang terintegrasi, atau yang banyak disebut sebagai prosesor jenis APU. Salah satu prosesor APU dari AMD yang merupakan peningkatan dari seri yang sebelumnya, Ryzen 2400G, adalah AMD Ryzen 5 3400G dengan tetap menggunakan VGA Radeon Vega 11.

Peningkatan tersebut dapat dilihat salah satunya dari sektor kecepatan clock dasarnya yang lebih tinggi yakni sebesar 3.7 GHz dan dapat pula ditingkatkan ke angka 4.2 GHz. Spesifikasi ini membuatmu bisa bermain game-game terbaru kelas atas dengan settingan rata tengah.

Selain memiliki kipas dan kartu grafis yang terintegrasi, prosesor ini sudah dibekali dengan TDP 65W dan juga frekuensi sebesar 1400 MHz dengan graphic core 11 inti. Tak ketinggalan juga, AMD Ryzen 5 3400G sudah hadir dengan memboyong sistem pendingin bawaan berjenis AMD Wraith Spire untuk kian memuluskan performanya saat bekerja keras.

Meski sudah hadir APU generasi keempat, dalam wujud Ryzen 3 4350G, Ryzen 5 4650G, dan Ryzen 7 4850G, tetapi kelangkaan akibat pandemi covid-19 membuat Ryzen 3400G tetap mendapat tempat dan menjadi produk rekomendasi saat ini.

Andalan untuk gaming, editing, dan komputasi berat lain
AMD Ryzen 7 3700X Matisse AM4
AMD
mulai
Rp.6,7 juta
Cek harga AMD Ryzen 7 3700X Matisse AM4 di bawah ini:
add_circle Chip CPU dengan desain cantik
add_circle Ideal untuk olah grafis berat
add_circle Tandem sejati grafis eksternal kelas atas
remove_circle Perlu dukungan motherboard dan RAM yang sesuai

Semakin berkembangnya teknologi digital, kebutuhan untuk edit foto dan video menjadi kian tinggi. Biasanya, kebutuhan akan photo dan video editing tersebut diperuntukkan bagi berbagai macam kebutuhan, mulai dari hiburan, pekerjaan, kegiatan komersil, dan lain sebagainya.

Mengingat aplikasi edit foto dan video itu terbilang berat, maka kamu perlu memilih prosesor dengan spesifikasi yang bagus atau oke untuk menghindari adanya lag. Begitu juga saat digunakan untuk bermain game kelas atas saat ini. Terutama dalam settingan rata kanan alias Ultra.

Prosesor dengan 8 cores dan 16 threads ini memiliki kecepatan clock dasar mulai dari 3.6 GHz yang dapat ditingkatkan hingga ke angka 4.4 GHz. Selain itu, prosesor cocok dipadukan dengan kartu grafis AMD Radeon RX 5700 yang mampu menciptakan kecepatan frame pada kisaran 60 fps untuk pengaturan 1080 piksel.

Duet maut antara prosesor dan kartu grafisnya ini mampu menciptakan performa yang aduhai. Belum lagi, AMD menunjangnya dengan pendingin bawaan, seri cooler stock wraith prism RGB. Tak heran, para pengguna komputer, terutama para gamers, kepincut dengan kehebatannya.


Kesimpulan

Setelah melihat perang kompetisi antara keduanya, jika kamu masih bertanya,

"Lebih bagus Intel apa AMD?",

maka sebenarnya masing-masing memiliki keunggulan. Intel misalnya, mereka berhasil menciptakan prosesor pekerja keras. Sanggup mengolah perintah dengan cepat, konsumsi daya yang tergolong hemat, serta suhu yang tetap optimal. Pada sisi lain, AMD memang menjadi primadona berkat kehadiran Athlon dan Ryzen.

Secara kasat mata, kemampuan CPU mereka tidak kalah dari prosesor Intel. Hanya dalam rentang 5-10% kalah performa, bahkan ada beberapa yang lebih unggul. Namun, banderol harga yang murah, ditambah dengan hadirnya inovasi APU, membuat produk-produk AMD perlahan menjadi favorit dan sudah menggungguli Intel dalam dua tahun terakhir.


Konten lain Terkait Prosesor Intel dan AMD

End of Article