Ada tiga huruf yang menjadi sangat populer selama masa pandemi belakangan ini, WFH. Ini merupakan singkatan dari Work From Home. Selama masa pandemi COVID-19, semua orang disarankan untuk tetap tinggal di rumah dan sebisa mungkin melakukan berbagai kegiatan dari rumah. Hal ini juga berlaku untuk pelajar yang melakukan PJJ atau Pembelajaran Jarak Jauh.
Supaya WFH atau PJJ bisa berhasil dilaksanakan dengan baik, diperlukan teknologi pendukung yang memadai. Selain koneksi internet yang baik, salah satu teknologi penting lainnya adalah teknologi meeting online. Ada banyak aplikasi yang bisa membantu kegiatan meeting online ini. Berikut adalah beberapa rekomendasi aplikasi video conference yang bisa digunakan.
11 Rekomendasi Aplikasi Video Conference Terbaik
- Zoom Meeting - Paling banyak digunakan, cocok untuk meeting dan webinar
- Skype - Aplikasi video conference yang sudah dikenal sejak dulu
- Microsoft Teams - Ada fitur pengaturan yang memudahkan meeting online
- Google Meet - Ringan, ideal untuk class meeting dengan subtitle
- Cisco Jabber - Aplikasi meeting gratis yang patut digunakan
- Whatsapp - Banyak dipakai untuk video call secara fleksibel
- Signal - Video call dari handphone dengan privasi sangat baik
- Line Messenger - Digandrungi anak muda dan tergolong aman
- Discord - Bisa video conference dengan banyak orang, terlebih untuk gamer
- Lifesize - Terjamin dan terpercaya untuk skala perusahaan
- Jitsi - Alternatif aplikasi open-source
Banyak yang berargumen bahwa Zoom bukanlah aplikasi video conference terbaik, tetapi tidak ada yang melawan argumen bahwa Zoom adalah salah satu yang paling populer. Mungkin karena dia muncul di saat yang tepat ketika semua orang kelabakan mencari metode termudah dan tercepat untuk bisa melaksanakan meeting online gratis di awal masa pandemi.
Zoom sangat mudah digunakan, dan memiliki berbagai fitur dasar yang berguna seperti berbagi tampilan layar, rekaman meeting di drive lokal, breakout rooms, dan filter kamera. Dia juga tersedia di banyak platform dan sekarang sudah biaya langganan untuk melebihi batas yang ditentukan sebelumnya.
Meskipun versi gratisannya membatasi waktu meeting di 40 menit dan kapasitas ruang meeting sampai 100 peserta, kebanyakan orang tidak membutuhkan meeting lebih dari 40 menit dan peserta lebih dari 100. Selain itu, pengguna bisa memulai lagi menggunakan sesi yang sama ketika waktunya sudah habis.
Jauh sebelum masa pandemi, sudah ada aplikasi video call yang lumayan populer yang bernama Skype. Aplikasi ini sekarang merupakan bagian dari raksasa teknologi Microsoft. Bahkan setiap kamu menginstall sistem operasi windows, Skype pasti langsung ada sama seperti Microsoft Edge yang merupakan browser bawaan.
Untuk penggunaan pribadi, Skype sangat memadai. Jumlah pengguna untuk pengguna gratisan dibatasi untuk 100 pengguna. Jika kamu memiliki lisensi Office versi berbayar, kamu akan mendapatkan berbagai fitur premium lainnya. Namun, kebanyakan orang meski ada di perusahaan yang sibuk sekalipun tidak memerlukan layanan video call premium Skype.
Hebatnya lagi, Skype sudah memiliki fitur-fitur modern seperti raise hand untuk mengutarakan pendapat tanpa menyela orang yang sedang berbicara, serta kemampuan untuk merekam perbincangan video call.
Sebetulnya, Microsoft Teams lebih seperti aplikasi kolaborasi berbasis chat. Tetapi dia punya fitur video conference yang bisa digunakan sebagai alternatif aplikasi meeting. Jika kamu sudah menggunakan Office 365, Microsoft Team bisa menjadi salah satu solusi meeting online.
Versi gratisnya mengijinkan sampai 100 peserta dalam satu meeting online. Dan untuk memberikan dukungan kepada para pengguna dalam masa pandemi ini, Microsoft menaikkan kuota peserta sampai 300 orang sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.
Selain fitur-fitur mutakhir seperti berbagi layar, penjadwalan, rekaman, dan kustomisasi latar belakang, Microsoft Team juga mendukung ruang tunggu virtual, integrasi dengan berbagai aplikasi lain, dan juga fitur keamanan dan privasi tingkat lanjut.
Dulunya dikenal dengan nama Google Hangout, sekarang berevolusi dengan nama Google Meet dengan fitur-fitur yang disempurnakan, sekaligus rebranding Hangout yang kurang sukses. Salah satunya adalah fitur caption atau subtitle untuk yang kesulitan mendengar.
Fitur ini akan menampilkan teks sesuai dengan apa yang sedang dikatakan oleh sang pembicara di meeting. Pengguna juga bisa menampilkan terjemahannya. Canggih bukan? Google menggunakan teknologi AI untuk fitur ini sama seperti Google Translate.
Sayangnya, fitur ini baru tersedia untuk bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Portugis (Brasil), dan Spanyol (Meksiko dan Spanyol). Jadi bahasa Indonesia belum termasuk. Selain itu, teknologi AI tersebut masih dalam tahap belajar, jadi terkadang masih ada kata-kata yang tidak ditangkap dengan benar dan terjemahannya memiliki arti yang salah.
Google Meet juga tergolong ringan dan bersahabat untuk berbagai jenis gadget. Mungkin karena itu dia menjadi pilihan yang populer untuk penggunaan di sekolah-sekolah. Serta bisa dikombinasikan dengan jadwal via google calendar.
Jabber adalah aplikasi layanan IM (instant messaging) yang berbasiskan XMPP (Extensible Messaging and Presence Protocol). Ini adalah protokol komunikasi yang didesain untuk pengaturan IM, penampilan informasi, dan daftar kontak. Layanan gratis bisa digunakan untuk IM, telepon berbasis suara dan video, pesan suara, berbagi desktop, konferensi, dan presentasi.
Sebetulnya Jabber adalah aplikasi yang solid dengan protokol yang mumpuni. Sayangnya batasan peserta hanya 6. Mungkin karena itulah dia tidak terlalu populer. Jabber sendiri adalah buatan dari Cisco. Perusahaan berbasis IT yang akrab untuk pengurusan bahasa pemrograman. Penggunaannya sendiri juga mudah dan enteng di gadget.
Untuk mereka yang ingin melakukan video call atau meeting online dengan cepat dan praktis, tidak ada yang lebih sempurna daripada aplikasi chat yang selalu kita gunakan setiap saat. Hal yang paling populer tentu saja adalah WhatsApp. Jangan berharap menemukan fitur yang terlalu beragam, tetapi sepertinya cukup untuk komunikasi di antara sesama kolega.
Batasan pesertanya pun hanya 8. Tidak bisa digunakan untuk webinar atau konferensi skala besar. Makanya ideal untuk skala kecil, seperti meeting internal ataupun untuk perusahaan rintisan baru dengan jumlah orang tidak banyak.
Dengan adanya kebijaksanaan privasi yang baru dari WhatsApp untuk membagikan data pengguna ke induk perusahaannya yaitu Facebook tanpa memberikan pilihan pada pengguna untuk menolak, banyak pengguna WhatsApp yang mulai mencari-cari alternatif lain. Beberapa juga ada di daftar yang kami berikan sekarang.
Jika privasi adalah salah satu prioritas kamu, mungkin Telegram dan Signal bisa menjadi alternatif untuk instant messaging. Tetapi karena saat ini Telegram baru mendukung video call pribadi satu perangkat ke perangkat lainnya, jadi untuk urusan group video call dari handphone dengan privasi terbaik pilihan terbaik jatuh pada Signal.
Saat ini Signal sudah selangkah lebih maju dengan dukungan untuk group video call sampai dengan 5 pengguna. Selain itu, tidak ada sedikitpun data pribadi kita yang akan berpindah tangan. Sama seperti Whatsapp, karena jumlahnya yang kecil penggunaannya pun dikhususkan untuk yang kecil pula. Biasanya untuk rapat internal dalam satu divisi dengan jumlah orang sedikit.
Sejak awal Line memposisikan dirinya sebagai aplikasi chat yang fun. Karena itulah dia lebih populer di kalangan anak muda. Tetapi dibalik itu, sebetulnya Line juga bisa digunakan untuk video call. Layanan chat ini juga bukan sekedar aplikasi meeting online yang main-main, karena Line mendukung sampai dengan 500 peserta pada saat yang bersamaan.
Untuk memulai group call dengan jumlah peserta yang besar, pengguna harus terlebih dahulu membuat grup di platform ini dan kemudian mengundang para pesertanya untuk bergabung dengan video call. Selain itu, inovasi yang mereka berikan benar-benar memberikan sokongan untuk golongan remaja sampai dewasa muda.
Beberapa fitur dukungan yang bermanfaat adalah Line Jobs, Line Nearby, sampai ke agregasi beragam berita yang sedang trend saat ini. Tema dan stiker yang diberikan juga beragam dan penuh warna begitu memanjakan anak-anak muda.
Salah satu keuntungan WFH adalah penghematan waktu yang biasa dihabiskan di perjalanan. Lalu apa yang bisa dilakukan dengan kelebihan waktu ini? Sebagian orang memanfaatkannya dengan bermain game. Karena banyak game yang diposisikan sebagai permainan sosial, seringkali diperlukan diskusi antara sesama gamer.
Salah satu aplikasi yang paling populer untuk video conference antara sesama gamer adalah Discord. Namun, Discord lebih dari sekedar aplikasi komunikasi antara gamer. Dia bisa digunakan oleh siapa saja. Satu hal yang membedakan aplikasi ini dengan yang lain adalah adanya komunitas.
Setiap pengguna Discord bisa bergabung dengan komunitas yang sudah ada atau membuat komunitas sendiri. Khusus untuk fitur video call, batas maksimal peserta saat ini adalah 25 per call.
Dengan pengalaman di dunia video conferencing selama lebih dari dua dekade dan puluhan ribu klien, Lifesize bisa menjadi salah satu alternatif aplikasi meeting online yang aman dan terpercaya. Aplikasi ini bisa digunakan gratis untuk pengguna perorangan dengan batasan 10 peserta per meeting, tetapi tidak ada batasan waktu penggunaan.
Layanan aplikasi ini bisa digunakan tanpa perlu men-download apapun. Tetapi jika diinginkan, ada aplikasi yang bisa di-install untuk semua platform. Selain itu privasi dan keamanannya juga terjamin. Meski kurang terkenal di Indonesia, tetapi dari fitur-fitur yang diberikan Lifesize bisa menjadi alternatif layanan video conference yang bagus.
Tidak menemukan aplikasi meeting online yang betul-betul pas dengan kebutuhan, dan merasa butuh sedikit tantangan? Kenapa tidak mencoba Jitsi? Ini adalah koleksi aplikasi video konferensi untuk multi-platform. Karena sifatnya yang open-source, kamu bisa mengotak-atik aplikasi ini sehingga bisa memenuhi semua kebutuhan. Dan kamu bahkan bisa berkontribusi pada pengembangannya.
Dari sisi privasi Jitsi Meet juga unggul karena kamu tidak perlu registrasi dan login untuk menggunakannya. Tidak ada data-data pribadi yang dibutuhkan. Kekurangannya adalah tidak adanya kemampuan penjadwalan. Selain itu, penggunaan aplikasi open-source bisa terlihat kurang profesional dan tidak semudah aplikasi yang dikembangkan secara khusus.
Kesimpulan
Tidak bisa disangkal bahwa pandemi ini memaksa semua orang untuk menggeser sebagian hidupnya dari dunia nyata ke dunia maya. Pada era saat semua orang terkoneksi, batasan geografis (bahkan terkadang waktu) sudah bukan menjadi halangan.
Jadi “working from home” bukan berarti kita putus hubungan dengan rekan-rekan kerja atau teman-teman sekolah. Kita masih bisa bertemu dan berinteraksi dengan mereka dengan bantuan aplikasi video conference. Silakan pilih salah satu dari rekomendasi di atas yang sesuai dengan kebutuhan kamu, lalu nyalakan internet, kamera, dan mulailah berinteraksi.
Konten lain Terkait Aplikasi Meeting Online dan Software
- Aman dan Nyaman Berselancar Internet dengan 11 Pilihan VPN Unggulan!
- 7 Aplikasi E-Learning Berikut, Jadi Solusi Belajar yang Asik Saat Masa Karantina
- Tak Hanya Usir Bosan, Deretan 10 Aplikasi Ini Juga Bisa Mengasah Kreativitasmu!
- Tidak Perlu ke Pasar atau Nunggu yang Lewat, Manfaatkan 7 Aplikasi Belanja Sayur Online!