Welcome Citizen!

Simpan sekarang, beli nanti. Kami akan memberitahumu jika harga turun!

Welcome Citizen!

Setup your account or continue reading!

Settings
cover image

Hari Perempuan Internasional: Tara Basro & Permasalahan Lain yang juga Dialami Wanita Lainnya

Hilangkan diskriminasi, kedepankan body-positivity!

Penyunting

Berita hangat mengenai postingan Tara Basro yang menuai semacam perselisihan dengan Kominfo membuat amarah banyak orang, terutama kaum wanita.

Rasanya hanya perempuan saja yang selalu dijadikan komoditi, padahal maksud unggahan aktor Tara Basro, pemain film Perempuan Tanah Jahanam ini, adalah mengenai body-posivity.

View this post on Instagram

A post shared by Tara Basro (@tarabasro) on

Caption yang dicantumkan juga cukup jelas,

“Dari dulu yang selalu gue denger dari orang adalah hal jelek tentang tubuh mereka, akhirnya gue pun terbiasa ngelakuin hal yang sama - mengkritik dan menjelek-jelekkan. Andaikan kita lebih terbiasa untuk melihat hal yang baik dan positif, bersyukur dengan apa yang kita miliki dan make the best out of it, daripada fokus dengan apa yang tidak kita miliki”.

Tapi entah bagaimana bisa, melalui Kabiro Humas Kominfo, Ferdinandus Setu, justru akan memeriksa unggahan tersebut apakah tergolong pornografi, sehingga melanggar pasal 27 ayat 1 UU ITE.

Tidak banyak publik figur yang berani menampilkan, apa yang Tara Basro unggah di media sosial. Padahal banyak wanita di luar sana yang bisa juga berjerawat, punya stretch mark, perut atau lengan bergelambir, dan permasalahan lainnya.


Seberapa Pentingnya Body-Positivity

Menyambut Hari Perempuan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 8 Maret, di mana tahun ini mengusung tema #EachforEqual, maka seharusnya perempuan juga bisa dipandang sama. Bukan hanya dengan gender yang berlawanan – pria, tapi juga sesama perempuan.

Standar kecantikan perempuan selalu diciptakan sempit dan digambarkan hanya untuk mereka yang memiliki kulit cerah, tubuh langsing, rambut lurus panjang, dan tubuh non-disabilitas. Hal ini bahkan dipertegas di banyak media melalui iklan, film hingga budaya populer lainnya.

Oleh karenanya, body-positivity ini sangat penting, mengingat diskriminasi pada perempuan, jauh ada dan mengakar di Indonesia, termasuk zaman kolonialisme Belanda. Brand-brand produk besar, sebut saja, Dove, Victoria Secret, turut menciptakan masalah ini, sehingga seharusnya problem ini buka cuma menjadi tanggung jawab individu.

“Meski saat ini, kita sering kali terekspos terhadap body-positivity, self love, dan lainnya, tetapi kita tidak boleh mengingkari fakta bahwa ada suara di dalam tubuh kita yang kerap mengeluhkan bentuk tubuh, dan itu sesuatu yang manusiawi”.

Hal tersebut diungkapkan oleh Talissa Febra, salah satu aktivis gender dan queer.

Sebetulnya yang harus lebih dieksplor itu bukan hanya insecurity-nya, tapi kenapa hal itu bisa ada. Dan yang perlu digarisbawahi juga, body-positivity itu bukan berarti kamu tidak merawat kesehatan dan kerapihan diri.


He For She Run (HFRS)

Tahun ini, Hari perempuan Internasional jatuh pada hari Minggu. Di mana akan ada acara fun yang bisa kamu ikuti, untuk terus fit dan membantu menjaga kesehatan, yaitu HeForSheRun (HFRS).

Acara yang diselenggarakan oleh Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) atau Perkumpulan Perusahaan untuk Pemberdayaan Perempuan ini akan dilaksanakan di The Breeze, Bumi Serpong Damai. Selain fun run, akan ada serangkaian acara lain, seperti penghargaan, peluncuran produk, dan juga konser.

Baca juga: Membawa Keperluan Saat Berolahraga Jadi Lebih Praktis Berkat 10 Tas Lari Keren Ini


Bentuk Kesetaraan Gender yang Kini Bisa Perempuan Rasakan

Kesetaraan gender adalah suatu keadaan setara antara laki-laki dan perempuan dalam pemenuhan hak dan kewajiban dalam aspek kehidupan, baik secara sosial ataupun ekonomi. Bentuk kesetaraan gender yang sudah diperjuangkan kaum aktifivis perempuan dan kini akhirnya sudah bisa dirasakan banyak perempuan lainnya, antara lain,

1. Mendapatkan pendidikan formal setinggi-tingginya

Perjuangan perempuan untuk mencicipi bangku sekolah di Indonesia dimulai sejak jaman R.A. Kartini. Pada abad itu, perempuan tidak diperbolehkan sekolah sama sekali. Namun kini, perempuan memiliki akses yang sama untuk sekolah setinggi mungkin.

Sehingga, banyak perempuan masa kini yang tidak hanya bergelar sarjana, namun bisa melanjutkan jenjang yang lebih tinggi seperti, S2 dan S3 atau doktoran.

2. Tidak ada kesenjangan dalam dunia kerja

Dalam dunia pekerjaan terkadang masih kerap ditemui diskriminasi bagi perempuan. Mulai dari jam kerja, sampai gaji. Bahkan pekerjaan dalam bidang tertentu, perekrutan dikategorikan, seperti harus terlihat menarik, cantik, langsing dan berbadan tinggi.

Namun kini, banyak perempuan yang juga sudah bisa mendapatkan kesempatan bekerja. Bahkan tidak sedikit juga dari perempuan-perempuan hebat yang menduduki posisi managerial ataupun pemimpin perusahaan. Hal ini tentunya akan bisa menciptakan pengertian seksualitas pada perempuan. Sebagai contoh, dalam undang-undang ketenagakerjaan adanya cuti haid dan cuti hamil.

Baca juga: Tampil Necis Saat ke Kantor, Pakai 10 Sepatu Kerja Wanita Paling Recommended Berikut!

3. Mendapatkan ruang untuk berpolitik

Memiliki jabatan di ruang lingkup pemerintahan sudah lama diposisikan untuk selalu dipegang oleh kaum pria. Namun kini, perempuan juga sudah bisa menempati posisi strategis di bidang pemerintahan, dan memiliki ruang dalam birokrasi serta politik. Sebagai contoh, sebut saja Ibu Susi Pudjiastuti, Ibu Sri Mulyani, dan Ibu Retno Marsudi yang dipilih dan berhasil menjadi menteri perempuan pertama di Indonesia.


Kesimpulan

Meski beberapa bentuk kesetaraan gender yang diperjuangan oleh para aktivis perempuan kini sudah banyak membuahkan hasil, namun masih banyak persoalan mengenai hal ini yang belum sepenuhnya terwujud, terutama di negara yang berbasis patriarki seperti Indonesia.

Oleh karenanya, masyarakat harus tetap diberi penerangan dan edukasi mengenai persoalan ini. Agar tidak ada lagi bias gender dan ketidakadilan terhadap perempuan.

Selamat Hari Perempuan Internasional!

End of Article